Hamil bagi perempuan adalah hal yang menyenangkan, karena itu berarti
akan ada buah hati yang akan lahir melengkapi hidupnya bersama suami.
Namun pada masa kehamilan tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar sang bayi sehat selama di kandungan hingga setelah
lahir.
Sejak pertama kali konsultasi kehamilan, Anda akan mendengar tentang
semua makanan yang perlu dikonsumsi. Kalsium adalah kandungan penting
untuk tulang bayi dan juga tulang Anda, serta asam folat yang berguna
untuk mencegah kelainan. Namun bagaimana dengan makanan yang harus
dihindari? Dikutip dari
Parents Indonesia, berikut ini adalah makanan tersebut.
Kafein
Mengonsumsi kafein dalam dosis tinggi setiap hari selama masa
kehamilan, baik itu kopi, teh, minuman bersoda, atau berenergi, sejak
dulu diasosiasikan dengan peningkatan risiko keguguran. Sebuah studi
dari
Kaiser Permanente Division of Research pada tahun 2008 membenarkan fakta itu.
Studi tersebut menemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi 200 miligram
atau lebih kafein setiap hari (setara dengan dua gelas kopi atau lebih,
atau lima kaleng soda yang mengandung kafein) memiliki risiko mengalami
keguguran dua kali lipat lebih tinggi dari mereka yang tidak meminumnya.
“Adalah ide yang baik untuk mengonsumsi minuman non-kafein, terutama
pada trimester pertama, karena ini adalah masa paling berisiko untuk
mengalami keguguran,” ujar Bridget Swinney, seorang penulis buku “
Eating Expectantly”.
Keju lembut
Sebaiknya hindari jenis keju seperti
Brie,
Camembert,
goat dan
feta (keduanya dari susu kambing),
queso blanco,
blue
(bintik-bintik biru), atau jenis yang berserat. Karena jenis tersebut
mungkin tidak mengalami proses pasteurisasi dan terkontaminasi Listeria,
yaitu bakteri yang bisa memicu keracunan makanan. Ini bahkan bisa
mengakibatkan keguguran atau bayi lahir prematur.
“Jenis keju-keju lembut itu berisiko tinggi karena tidak diawetkan, seperti
cheddar atau Parmesan, dimana bakteri mati dengan natural,” ungkap dr. Hope Ricciotti, profesor ginekologi dari
Harvard Medical School dan penulis “
I’m Pregnant! Now What Do I Eat?”.
Daging
Berhati-hatilah saat berniat membeli daging dingin. Jika
pengolahan dan penyimpanannya tidak ditangani dengan benar ketika di
pabrik atau di kios daging, kemungkinan daging akan tercemar Listeria.
Untuk berjaga-jaga, masaklah daging yang dibeli dengan suhu tinggi
hingga matang untuk mematikan bakteri. Daging bisa saja terkontaminasi
toksoplasma, yaitu parasit yang bisa menyebabkan infeksi, kematian bayi,
dan masalah kesehatan serius.
Ikan
Kandungan merkuri dalam ikan bisa menyebabkan kegagalan perkembangan
otak fatal pada bayi. Ikan dengan kandungan merkuri tinggi yang termasuk
dalam daftar dilarang dikonsumsi adalah ikan hiu, tilefish, king
mackerel, ikan cucut, dan tuna albacore. Tapi, tidak semua tuna
berpengaruh buruk. Anda bisa memilih tuna kalengan dengan tingkat
kandungan merkuri rendah. Tentunya, batasi konsumsi satu sampai dua kali
seminggu, atau tidak lebih dari 12 ons.
Kesalahan yang sering dilakukan sebagian perempuan hamil adalah
berhenti total mengonsumsi ikan. Padahal, tidak semua ikan mengandung
merkuri, salmon misalnya, tidak mengandung merkuri, justru merupakan
sumber asam lemak omega 3 yang sangat dibutuhkan selama kehamilan.
Apapun jenis ikan yang dikonsumsi, hindari ikan mentah dan setengah
matang.
Telur
Telur memiliki sumber protein tinggi berkualitas dan kandungan nutrisi
penting seperti choline. Namun telur juga berisiko terkontaminasi
bakteri Salmonella, yaitu bakteri berbahaya bagi perempuan hamil. Jadi,
pastikan untuk mendapatkan telur yang ‘aman’.
Belilah telur yang disimpan dalam lemari pendingin, dan jangan
mengambil telur yang retak atau berkulit kotor. Hindari memakan telur
setengah matang, saus salad yang mengandung telur mentah,
eggnog yang tidak dipasteurisasi, es krim buatan non pabrik, serta jangan mencicipi kue yang belum matang.
Alkohol
Pembahasan tentang alkohol tampaknya sudah jelas. Di tahun
2005, US Surgeon General mengeluarkan pernyataan yang mendorong semua
perempuan dan tentunya perempuan hamil, untuk menghindari konsumsi
alkohol. Centers for Disease Control and Prevention juga menyatakan
tidak ada tingkat aman untuk konsumsi alkohol semasa kehamilan.
Ingatlah, jika Anda mengonsumsi alkohol, begitu pula dengan bayi Anda,
karena alkohol akan langsung diterima plasenta. Perempuan yang sering
mengonsumsi minuman beralkohol menempatkan bayinya pada risiko tinggi
menderita
alcohol spectrum disorder yang dapat mengakibatkan
berbagai efek. Mulai dari kesulitan belajar ringan hingga berat,
kelainan fisik, serta kelainan sistem saraf pusat.